Ada pepatah dalam masyarakat kita yaitu "ada gula ada semut".
Dimana tentu kita telah mengetahui maknanya dari pepatah tersebut. "Gula"
dapat kita gambarkan suatu kesempatan atau peluang atau kondisi dan situasi yang
menguntungkan atau mengasyikkan atau menyenangkan. "Semut"
dapat kita gambarkan individu atau kelompok yang ingin mendapatkan dan meraih
"Gula" tersebut.
Gula dan semut ini memang sejak dahulu tidak pernah dapat dipisahkan. Kekhawatiran kita menyimpan gula, karena rencana penyerangan sekawanan semut yang akan mencurinya. Semakin manis gula yang tersimpan, semakin kuat perjuangan semut untuk mengambilnya. Walaupun kita telah menutup rapat-rapat tempat gula dan ditaruh ditempat yang gelap serta dilakukan dengan cara diam-diam menyimpannya, namun tetap saja semut mampu menemukannya. Bahkan bukan hanya menemukan lokasi penyimpanan gulanya, namun juga dapat mencurinya.
Saat ini, fenomena "ada gula ada semut" sangat kental sekali terasa dalam jejaring sosial di dunia maya. Bila ada satu akun "gula" yang menampilkan profil wanita cantik yang dengan pose nya tersebut menarik perhatian "semut", segeralah banyak mendapatkan respon. Mulai yang memberikan tanda suka, dilanjutkan dengan mengomentari status, sampai akhirnya berhasil berdialog akrab dan hangat dalam kolom inbox. Dengan berbagai maksud dan tujuan tentunya.
Mari, kita jaga putri-putri dan istri-istri kita bila memang mereka akan atau sedang menggeluti komunikasi pertemanan dalam media jejaring sosial. Kita tidak melarangnya secara mutlak, karena jejaring sosial tentu juga banyak memberikan manfaat. Kita wajib membimbing dan mengajarkan kepada mereka untuk menggunakan sarana jejaring sosial secara bijak. Hal ini tidaklah berlebihan, karena kekhawatiran kita akan misi "semut" yang sedang mengincar "gula", mengharuskan kita benar-benar melakukan pengawasan penggunaan jejaring sosial oleh mereka.
Ingatlah selalu..... tidak pernah "semut" putus asa untuk mencuri "gula".......
Ruang Tanya Jawab
T : Jadi bagaimana arahan yang dapat kita berikan untuk putri-putri dan istri-istri
kita?
J : Menanamkan kepada mereka untuk menjadikan sarana jejaring sosial untuk media
dakwah dan pendidikan baik dengan kalimat dalam status maupun Display/gambar/foto/
yang diunduh.
Mohon maaf bila beberapa pertanyaan belum dapat ditayangkan, mengingat banyaknya pertanyaan yang diterima serta keterbatasan ruang.
Ust. Baihaki Muslim
Pengasuh Klinik Bani SaidArsip Hikmah Baihaki