Tak ada satupun rakyat yang membela Nabi Ibrahim tatkala ia di tangkap, di
interogasi serta di jatuhkan siksaan untuk di bakar hidup-hidup oleh raja Namrud.
Atas perintah raja, yang di amini oleh seluruh petinggi kerajaan, Nabi Ibrahim
dilemparkan ke dalam api yang menggunung dan disaksikan oleh seluruh rakyat
kerajaan Namrud. Namun Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim tak sedikitpun kulit
dan rambut beliau yang terbakar. Dan Allah menghukum raja Namrud dengan mengirimkan
pasukan nyamuk yang memasuki rongga hidungnya sampai menemui kematiannya.
Bayi Musa yang tidak berdaya dan dalam keadaan lemah, dihanyutkan diatas sungai Nil sendiri dalam peti, terlihat terombang ambing di bawa arus sungai dan semakin menjauhi ibunya yang duduk menangisi kepergian putranya tercinta dipinggir sungai. Kekhawatiran seorang ibu atas nasib putranya yang bisa saja menjadi mangsa binatang buas, namun Allah menyelamatkan bayi Musa. Hingga kelak Musa menjadi dewasa, ia menyelamatkan kaumnya bani Israil dari kejaran Fir’aun bersama pasukannya untuk menyeberangi laut Merah, dan Allah menghukum Raja Fir’aun dengan di tenggelamkannya di laut Merah itu.
Nabi Ibrahim yang tak berdaya di lempar kedalam api yang menggunung, ternyata api itu tidak menyakiti dan membakarnya. Seorang bayi Musa yang lemah dan tak berdaya, terombang ambing sendirian di dalam peti terbawa arus sungai terpanjang di afrika, ternyata bayi Musa tidak di mangsa oleh binatang buas sampai akhirnya di temukan dan diangkat dalam keadaan sehat wal afiat oleh keluarga raja Fir’aun. Itu semua karena Nabi Ibrahim dan bayi Musa senantiasa bersama Allah swt, yang menjaga dan melindunginya.
Sebaliknya, disaat berada pada puncak kejayaan, dimana seluruh ucapannya adalah hukum di kerajaannya, keinginannya adalah perintah bagi pasukannya, murkanya adalah kematian bagi rakyatnya, seluruh negeri dan rakyat dalam kerajaannya adalah kekuasaannya mutlak. Namun, tak berdaya raja Namrud melindungi diri dari serangan pasukan nyamuk, tak berdaya raja Fir’aun untuk menyelamatkan diri saat tenggelam di lautan. Demikianlah Allah swt berkehendak.
Ruang Tanya Jawab
T : Keselamatan itu datang dari Allah swt, bagaimana agar dapat pertolongan
Allah swt?
J : Pertolongan Allah swt dapat kita raih dengan senantiasa mendekatkan diri
kepada-Nya. Bila kita menjauhi-Nya, tentu Allah swt pun menjauhi kita.
Mohon maaf bila beberapa pertanyaan belum dapat ditayangkan, mengingat
banyaknya pertanyaan yang diterima serta keterbatasan ruang.
Ust. Baihaki Muslim
Pengasuh Klinik Bani SaidArsip Hikmah Baihaki