Salah satu tujuan perniagaan adalah mencari keuntungan. Keuntungan yang ingin
dicapai tentu sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya. Pengertian Inilah
yang juga menjadi prinsip ekonomi. Dalam posisi kita sebagai makhluk sosial tidaklah
selalu memegang prinsip ekonomi seperti ini, yang selalu memiliki target keuntungan
materi banyak. Keuntungan dalam pandangan sosial tentu bukan hanya materi semata
dan bukan hanya keuntungan untuk pribadi semata.
Dalam transaksi perniagaan, seorang penjual mentargetkan keuntungan yang besar bagi dirinya dan seorang pembeli mentargetkan kepuasan dirinya juga atas barang yang diperdagangkan. Namun dalam transaksi sosial, nilai yang terjadi sungguh berbeda. Tentunya bukan hanya jenis keuntungan yang berbeda namun juga apa yang di tawarkan oleh seorang penjual dan pembeli.
Setiap kita dapat menjadi seorang penjual yang wajib "Menjual Diri" nya dengan perbuatan dan akhlak yang mulia yang akhirnya mendapat kepuasan bathin. Dan setiap kita pula dapat menjadi seorang pembeli yang dapat menilai sepenuhnya “Nilai yang Dijual” yang akhirnya mendapatkan keuntungan dari hal tersebut.
Bermula dari keinginan untuk berbuat baik yang kemudian mencoba untuk melakukan kebaikan. Selanjutnya kebaikan itu selalu kita lakukan setiap waktunya hingga akhirnya membentuk karakter kepribadian kita. Bila sudah seperti itu, bila sehari saja tidak melakukan kebaikan sepertinya ada yang kurang dalam hidup kita. Bahkan bila kebaikan itu sudah menjadi karakter yang terus melekat dalam diri kita, bila sesaat saja kita tidak melakukannya maka yang akan timbul dari dalam diri ini adalah penyesalan yang besar.
Berbuatlah baiklah selalu dan selamanya, karena kita tidak tahu akhir dari hidup kita. Bila kebaikan yang selaku di lakukan, semoga kebaikan itu mengantarkan kita kepada khusnul khotimah (baik di akhir hidup kita). Namun bila perbuatan buruk yang selalu kita lakukan, tentu kita tidak berkeinginan menemukan Su’ul Khotimah (buruk di akhir hidup kita).
Ruang Tanya Jawab
T : Dapatkah kita padukan akhlak mulia yang bersumber dari agama dengan norma
masyarakat?
J : Tentu dapat kita padukan. Dengan mendahulukan akhlak mulia yang bersumber
dari ajaran agama dengan menyisipkan norma-norma dalam masyarakat.
Mohon maaf bila beberapa pertanyaan belum dapat ditayangkan, mengingat banyaknya pertanyaan yang diterima serta keterbatasan ruang.
Ust. Baihaki Muslim
Pengasuh Klinik Bani SaidArsip Hikmah Baihaki