Mengamati pembicaran hangat antara 2 (dua) orang yang tengah santai di warung kopi pinggiran Jakarta, dimana keduanya asik membahas tentang bencana yang tengah melanda beberapa bagian belahan bumi saat ini. Penduduk yang tinggal di perkotaan mengalami bencana kebanjiran, penduduk yang tinggal di pedesaan mengalami bencana dampak erupsi gunung berapi. “Penduduk yang tinggal sementara di udara” mengalami bencana menghilang dari pantauan………
Bencanaku, bencanamu dan bencananya dapat datang setiap saat, tanpa memandang usia, tempat dan waktu serta tipikal bencana itu. Jadi….. mari senantiasa kita siapkan diri untuk menyambut kedatangan “tamu tak diundang tersebut”. Salah satu formula hidup di alam fana ini adalah semua akan berpisah. Bertahun-tahun membangun masa depan untuk kita dan keluarga, tetap dengan mempertimbangkan formula itu. Jika tidak, maka kecintaan kita yang terlalu berlebihan, usaha kita yang terlalu difokuskan akan memberatkan hati untuk selalu ingin bersamanya. Sehingga kita lupa jika bencana itu merupakan salah satu cara sang Pencipta, untuk memisahkan kita dengan apa yang telah kita miliki…… Bencanaku, bencanamu dan bencananya telah menjadi suatu ketetapan Mulkiyah untuk seluruh manusia….
Ust. Baihaki Muslim
Pengasuh Klinik Bani SaidArsip Hikmah Baihaki