Bicara kebahagiaan tentu bicara tentang lapangnya dada atau lapangnya hati. Sebagaimana tubuh ini ada pemiliknya, maka hati kitapun ada pemiliknya yaitu Allah swt. Karena Dialah Sang Pemilik hati kita, maka Dialah yang dapat membulak-balikan hati kita. Senang - sedih, suka - duka, cinta - benci yang senantiasa mewarnai kehidupan manusia.
Bila kita senantiasa berlapang dada, maka setiap permasalahan yang ada akan terlihat kecil, mudah kita mencernanya, mudah mencari jalan solusinya serta dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian. Sehingga setiap masalah yang sama itu terjadi pada diri kita secara berulang, tentu semakin mahir kita menyelesaikan permasalahan tersebut yang akhirnya akan me-ngayakan kita dengan ilmu dan hikmah kehidupan.
Namun bila kita senantiasa sempit dada, maka setiap permasalahan yang ada akan terlihat besar, sulit untuk mencernanya, sulit mencari solusinya serta tidak dapat mengambil hikmah pelajaran dari setiap kejadian. Sehingga setiap masalah yang sama itu terjadi pada diri kita secara berulang, tidak ada sama sekali perubahan kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yang akhirnya akan menjadikan kita selalu dalam kelelahan dan keputus-asaan.
Karena hati ini ada pemiliknya, maka bila ingin melapangkan hati ini, mintalah selalu kepada Sang Pemiliknya yaitu Allah swt. Memperbanyak doa untuk kelapangan hati, memperbanyak syukur dalam setiap keadaaan yang kita jumpai, memperbanyak sabar dalam setiap keadaaan yang kita jalani dan memperbanyak ingat kematian, agar diri ini menyadari bahwa tak ada satupun yang kekal didunia ini. Hanya amal saleh yang akan menemani perjalan hidup kita selanjutnya setelah kehidupan di dunia.
Bukan dengan melihat gubuk dan istana, yang berharta dan yang papa, yang berkendaraan mewah dan yang menyusuri langkah, yang menandakan adanya bahagia dan derita. Dada yang lapang menumbuhkan kebahagiaan dan dada yang sempit menumbuhkan penderitaan.
Ruang Tanya Jawab
T : Bagaimana untuk belajar melapangkan dada atas musibah yang berat dirasakan?
J : Yang pertama kali tentunya kita menyadari bahwa apa yang menimpa kita adalah atas izin Allah swt. Jadi berfikir positif atas setiap kejadian itu adalah upaya melapangkan dada kita.
Mohon maaf bila beberapa pertanyaan belum dapat ditayangkan, mengingat banyaknya pertanyaan yang diterima serta keterbatasan ruang
Ust. Baihaki Muslim
Pengasuh Klinik Bani SaidArsip Hikmah Baihaki