Tubuhnya yang kurus terbungkus dengan pakai apa adanya yang ia dapati dari beberapa tempat pembuangan sampah dipinggiran kota. Kulit tubuhnya berwarna hitam serta rambut nya yang setengah gimbal hitam kecoklatan, yang tentu saja jauh dari sentuhan jari-jari halus pegawai salon dan tempat-tempat perawatan kecantikan, terlihat aktif sepanjang hari mengelilingi kota metropolitan untuk mengais sisa-sisa barang dan makanan yang telah dibuang orang.
Ia tidak sendiri, dengan ditemani sang isteri yang juga bertubuh kurus terbungkus dengan daster dengan corak motif batiknya tak jelas lagi. Bersama mereka senantiasa ikut anak laki-laki semata wayangnya yang belum genap berusia 4 tahun. Dengan menarik gerobak sekaligus rumah berjalannya, mereka menyimpan barang-barang temuannya untuk selanjutnya dijual kembali ke pengepul yang besar.
Setiap senja tiba untuk menutup aktifitas sehari-harinya, guna memanjangkan tubuhnya yang telah letih seharian berjalan ditengah hiruk pikuk dan panasnya kota, serta memberikan kesempatan untuk dada ini menarik nafas dalam ketenangan, mereka mencari tempat berteduh untuk beristirahat. Anaknya pun telah mendahului untuk tidur di dalam gerobaknya, dimana terlihat sosok tubuh yang lebih kecil dari anak seusianya, dibawah lehernya cekung karena nafas yang kadang berat dan tersendat serta kelopak matanya dalam.
Sebelum tidur, senantiasa pemulung ini mengajak berdo’a istrinya seraya berkata :
“Siang telah berganti malam, keringat kitapun telah berganti harapan. Aku mencintaimu dan mencintai anak kita. Aku telah memaafkanmu, dan semoga engkaupun memaafkanku. Sehari telah kita lewati hidup kita dan tak tahu sampai kapan akan seperti ini. Kalau esok pagi tubuhku tak mampu lagi bernafas, janganlah menjadi beban dirimu. Aku ikhlas kau tinggalkan tubuh ini ditempat terakhir aku berbaring. Kau besarkan dan didiklah anak kita, jika ia bertanya tentang aku katakanlah aku bertemu dengan Tuhanku........ Yaa Tuhan berkahilah hidup kami...... “
Ruang Tanya Jawab
T : Dalam kehidupan yang jauh dari sejahtera, sikap syukur seperti apa yang kita terapkan?
J : Senantiasa bersyukur dalam menerima jalan hidup yang Allah swt berikan kepada kita. Bersyukur kepada Allah swt yang memberi hidayah kepada hati ini untuk selalu bersyukur.
Mohon maaf bila beberapa pertanyaan belum dapat ditayangkan, mengingat banyaknya pertanyaan yang diterima serta keterbatasan ruang .
Ust. Baihaki Muslim
Pengasuh Klinik Bani SaidArsip Hikmah Baihaki